Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran



PENTINGNYA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOLABORATIF DAN KOOPERATIF DI DALAM KELAS




Diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu :  Drs.B.Sudiyana, M.Pd.


Disusun Oleh :
Murtiana Nainggolan              (1350800005)
Astri Mey irawati                     (1350800025)
Bambang T.                                (1350800023)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2015






MOTTO


Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga.Memiliki waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil.Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk berhasil.







Penyusun







Kata Pengantar


            Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya implementasi pembelajaran kolaboratif dan kooperatif di dalam kelas” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, untuk memenuhi tugas mata kuliah belajar dan pembelajaran.Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Ibu atau bapak dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
2.      Teman-teman kelas PBSI 4 A dan semua pihak yang mengikuti serta dalam pembuatan makalah ini
Kami selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik dan tidak sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu penyusunan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terimakasih.

                                         



                        Sukoharjo, 27 april 2015

Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.        Judul
PENTINGNYA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
KOLABORATIF DAN KOOPERATIF DI DALAM KELAS


B.        Latar Belakang

            Implementasi pembelajaran  dengan memaksimalkan model kolaboratif dan kooperatif sepertinya memang dibutuhkan.Mengingat ancaman globalisasi dan akses teknologi yang mudah perlu adanya praktek pembelajaran yang disiplin dengan efektifitas hasil belajar yang baik untuk dapat meningkatkan hasil belajar kita.
Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas masih sering ditemukan peserta didik yang kurang aktif atau tidak aktif sama sekali dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan tidak meratanya ilmu yang disampaikan oleh seorang guru dan terjadi kesulitan dalam melakukan penilaian kepada peserta didik di dalam kelas. Model pembelajaran kolaboratif dan kooperatif merupakan salah satu solusi yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.Hal ini bisa dikaji dan diterapkan di dalam kelas dengan berbagai evaluasi yang konsisten..Tujuannya agar setiap peserta didik merasa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan tidak malu dalam mengemukakan pendapat atau gagasan di dalam proses pembelajaran berlangsung.Diharapkan dengan demikian akan didapatkan pemerataan ilmu yang diterima oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran.
Untuk itu kami membahas implementasi pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif di dalam kelas dengan maksud memberikan motivasi adanya model pembelajaran efektif dan kreatif.

C.Pembatasan Masalah
           
Dengan begitu kompleknya permasalahan model pembelajaran khususnya implementasi pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif di dalam kelas maka pada kesempatan makalah kali ini kami membahas pengetahuan tentang pembelajarannya dengan pandangan kami yaitu definisi dalam hakekat konsep ,perbedaan,langkah-langkah,elemennya,rancangan dan kelebihan dan kelemahannya yang terkait dalam penggunaan  konsep kolaboratif dan kooperatif sebagai model pembelajaran di dalam kelas.

D.        Rumusan Masalah

            Dengan melihat pembatasan masalah pembahasan makalah ini maka dapat kami rumuskan berbagai masalah yaitu:
1. Apa yang dimaksud pembelajaran kolaboratif dan  pembelajaran kooperatif?
2. Bagaimana perbedaan pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif?
3. Bagaimana teknik pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif  yang   bisa diterapkan di dalam kelas?
4. Bagaimana prinsip – prinsip pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif yang baik?

E.        Tujuan

Tujuan pembahasan makalah ini dimaksudkan dapat sebagai berikut.
1. Mengetahui manfaat implementasi pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif.
2. Mendapatkan motivasi baru untuk menerapkan model pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif di dalam kelas.
3. Menunjukkan kelebihan dan kelemahan implementasi pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif.













BAB II
ISI

A.                Hakekat konsep

Banyak para ahli yang dapat mengemukakan pengertian pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif menurut pandangan mereka masing – masing.Namun pada hakekatnya mempunyai pokok permasalahn yang sama.Seperti pengertian dari  journal ilmiah yang diberikan judul
BELAJAR KOLABORATIF LAWAN KOOPERATIF SUATU PERBANDINGAN DUA KONSEP YANG DAPAT MEMBANTU KITA MENGERTI CIRI UTAMA BELAJAR INTERAKTIF
ditulis oleh C. Jacob Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI  bahwa definisi dasar dari istilah-istilah kolaboratif dan kooperatif, direduksi dengan istilah-istilah sederhana yang disajikan sebagai berikut:
“Kolaboratif” adalah suatu folosofi interaksi dan gaya hidup personal di mana individual bertanggungjawab terhadap tindakan mereka, meliputi belajar dan respek kemampuan dan kontribusi rekan-rekan mereka. C. Jacob
“Kooperatif” adalah suatu struktur interaksi yang didesain untuk memfasilitasi pencapaian/prestasi dari suatu produk akhir khusus atau tujuan melalui orang yang bekerja bersama-sama dalam kelompok. C. Jacob

1.      Konsep Pembelajaran Kolaboratif

BELAJAR KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING/CL) Belajar kolaboratif adalah suatu filosofi personal, benar-benar bukan suatu teknik kelas. Dalam semua situasi di mana orang datang bersama-sama dalam kelompok, dorongan suatu cara menghadapi orang yang respek dan menyoroti kemampuan dan kontribusi anggota kelompok masing-masing. Ada suatu berbagi (sharing) otoritas dan penerimaan tanggungjawab di antara anggota kelompok untuk tindakan kelompok. Premis utama dari belajar kolabratif berdasarkan pada konsensus membangun melalui kooperasi oleh anggota kelompok, dibedakan dengan kompetensi di mana anggota kelompok lain masing-masing terbaik. Pelaksana belajar kolaboratif menggunakan filosofi ini di kelas, pada pertemuan komisi, dengan keluarga komunitas, dalam keluarga mereka dan umumnya sebagai suatu cara hidup dengan orang lain dan menghadapi orang lain.
Konsep awal dalam belajar kolaboratif adalah pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk dapat bertanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Disini guru bertindak sebagai fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak mendiktekan kelompok kearah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya. Untuk melihat hasil proses pembelajaran kolaboratif ini dilakukan penilaian oleh sesama murid.

2.      Konsep Pembelajaran Kooperatif

BELAJAR KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) Belajar kooperatif didefinisikan dengan suatu himpunan proses yang membantu orang interaksi bersama-sama untuk menyelesaikan/menyempurnakan suatu tujuan khusus atau mengembangkan suatu produk akhir yang biasanya adalah konten khusus. Sistem ini lebih direktif daripada suatu sistem mengajar kolaboratif dan dikontrol secara tepat oleh guru. Sedangkan, ada banyak mekanisme untuk analisis kelompok dan introspeksi pendekatan fundamental adalah berpusat-guru, sedangkan belajar kolaboratif lebih berpusat-siswa.
Ilmuwan Slavin dalam Isjoni (2009: 15) berpendapat bahwa  pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan strukturkelompok heterogen.
 Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran.
Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.
Belajar Kooperatif adalah konsep yang lebih luas, pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuan dari masing-masing anggota dalam kelompok berbeda. Dimana dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif ini, belajar dikatakan belum sesuai apabila salah satu dari anggota kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Jadi dapat disimpulkan, perbedaan antara dua pendekatan belajar ini adalah kedua pendekatan ini dikembangkan untuk pelajar-pelajar yang berbeda. Yakni pelajar-pelajar yang memiliki tingkat pemahaman, dan berpola pikir yang berbeda pula.
Pembelajaran kolaboratif ditujukan pada peserta didik yang telah memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi, sementara pembelajaran kooperatif ditujukan pada peserta didik yang tingkat pemahamannya lebih sederhana dari pelajar kolaboratif.Pembelajaran ini sangat penting kita bahas untuk mengetahui dampak – dampaknya yang terjadi pada konsep pembelajaran dewasa kini dan motivasi untuk implementasi yang baik di dalam kelas.

B.                 Perbandingan Pembelajaran Kolaboratif dan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan kedua pembelajaran ini dapat kita analisis melalui perbedaan dan persamaan antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif.
Berikut kami sajikan beberapa ciri-ciri pembelajaran kolaboratif  antara lain :
a.       setiap anggota wajib memiliki peran yang aktif dan tanggung jawab penuh
b.      terjadi hubungan interaksi langsung dan dapat memaparkan pendapat individu di antara kelompok belajarnya disertai alasan
c.       guru bersikap sebagai fasilitator dan pengawasan yang efektif tidak bertindak aktif
d.      Interaksi intensif secara tatap muka antar anggota kelompok.
e.       Masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang telah disepakati.
f.       Siswa harus belajar dan memiliki ketrampilan komunikasi interpesonal.
  1. Peran guru sebagai mediator.
  2. Adanya sharing pengetahuan dan interaksi antara guru dan siswa, atau siswa dan siswa.
i.        pengelompokkan secara heterogen.

ciri-ciri pembelajaran kooperatif  antara lain :
a. Setiap anggota memiliki peran
b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga  teman-teman sekelompoknya
d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam kelompok
e. Siswa belajar dalam satu kelompok dan memiliki rasa ketergantungan dalam proses belajar, penyelesaian tugas kelompok mengharuskan semua anggota bekerja bersama.
f. Mengutamakan  kesempatan yang sama untuk berhasil pada setiap anggota kelompok
Perbedaan antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif adalah karena adanya perbedaan umur, level pendidikan, serta pengalaman belajar peserta didik dari masing-masing pendekatan, tentunya guru dalam menyusun materi pembelajaran, dan penentuan metode mengajar akan mempertimbangkan asumsi-asumsi tentang ciri dan otoritas pengetahuan dari masing-masing peserta didik dari kedua pendekatan ini.
Pembelajaran kolaboratif dan kooperatif mempunyai kesamaan juga diantaranya  usaha guru bertujuan pada mengembangkan kompetensi dan talenta siswa namun dengan cara implementasi yang berbeda.Dalam kolaboratif guru adalah fasilitator bagi kelompoknya penyelesaian permasalahan pembelajaran diutamakan individu anggota kelompoknya yang aktif mencari informasi yang baru.Dalam pembelajaran kolaboratif ini peserta didiknya mempunyai kemampuan dan pengalaman belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang masih menggunakan metode pembelajaran kooperatif.
 Persamaan yang kedua pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, pendidikan merupakan suatu transaksi personal diantara siswa bersama-sama. Pada pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, motivasi belajar harus banyak bersumber pada diri peserta didik tersebut terutama kolaboratif, karena konsep pembelajaran kooperatif masih menggunakan guru untuk aktif mengembangkan ide ketrampilan dalam kelompok belajar namun konsep kolaboratif lebih bersikap mandiri pada kelompok kerja kelompok yang menghasilkan hasil belajar yang berbeda setiap individu.
Selanjutnya kedua pembelajaran ini jika diimplementasikan sama –sama dapat menambah kepuasan siswa dengan pengalaman belajar mereka. Membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi Mengembangkan kemampuan bersosial siswa. Meningkatkan peghargaan dan harga diri siswa Membantu meningkatkan hubungan yang positive .Pembelajaran kooperatif hadir sebagai solusi untuk mempermudah proses belajar bagi siswa dan  pembelajaran kolaboratif bagi mahasiswa pendidikan tinggi.
 Belajar dengan kelompok kecil yang menggabungkan siswa dengan berbagai kemampuan sangat membantu proses belajar, karena siswa yang dengan kemampuan tinggi dapat menjadi tutor dan membimbing temannya yang berkemampuan kurang, selain itu, belajar kooperatif dapat menciptakan hubungan yang baik antar siswa, dan social yang baik. Meskipun begitu, pendekatan ini juga mendapatkan beberapa kritikan.
 Pembelajaran kolaboratif dianggap memungkinkan guru untuk lari tanggung jawab pengembangan kreatifitas model pembelajaran sedangkan pembelajaran kooperatif juga dianggap sebagai penghambat bagi kemajuan pembelajaran siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, dikarenakan pada pembelajaran kooperatif, siswa harus membuat anggota kelompok nya untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok, maka dengan begitu proses belajar baru akan dilanjutkan. Selain itu pembelajaran kooperatif, terkadang membuat beberapa siswa tidak mengindahkan peringatan dari gurunya, mengabaikan tanggungjawab tugas kelompoknya, dan hanya mengandalkan temannya untuk bekerja. Pandangan-pandangan sebagai kritik dari pembelajaran kooperatif, dapat saja muncul. Hal ini dikarenakan sulitnya menggabungkan beberapa potensi-potensi murid-murid yang berbeda dalam sebuah kelompok belajar, selain itu, terkadang guru tidak mengerti menggunakan tipe permasalahan kelompok.Untuk itu perlu adanya perhatian khusus agar dapat membentuk kelompok belajar yang efektif .

C.Langkah – Langkah Pembelajaran

Berikut ini kami sajikan langkah-langkah pembelajaran  kolaboratif dan pembelajaran kooperatif.
1.Pembelajaran Kolaboratif
a.Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas   sendiri-sendiri.
b.Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.
c.Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.
d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap.
e.  Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit.
f. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan.
g.Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.
h.Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.

3.      Langkah – Langkah Pembelajaran kooperatif

a.Fase pertama
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru mengklasifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
b.Fase kedua
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.
c.Fase ketiga
Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama didalam kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan
kelompok. Tiap anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.
d.Fase keempat
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.
e.Fase kelima
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran.


f. Fase keenam
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa. Variasi struktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika siswa diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.

D.Rancangan

Contoh rancangan model pembelajaran sebagai berikut.
a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru;
b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal;
c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender;

d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam
diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok;
e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari;
f. Guru memberikan kuis (posttest) kepada siswa secara individual;
g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya terkini.

            Menurut ilmuwan Densereau, terdapat model pembelajaran cooperative Script yaitu metode belajar dimana siswa berpasangan dan secara bergantian secara lisan mengikhtisar bagian dari materi yang dipelajari sebagai berikut.
a.       Guru membagi siswa untuk berpasangan.
b.      Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk membuat ringkasan.
c.       Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
d.      Pembicara membacakan ringkasanya selengkap dengan masukkan ide-ide pokok dalam ringksan sementara pendengar melakukan hal berikut :
1.      Menyimak /mengoreksi/menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap.
2.      Membantu mengingat/menghafal ide-ide pembicara menghubungkan materi sebelumnya atau materi lainnya.
           
E.Elemen – Elemen

Model implementasi pembelajaran kolaboratif dan kooperatif di dalam kelas memuat elemen-elemen yang saling terkait di dalamnya. diantaranya adalah saling ketergantungan positif yang terkonsep belaja , interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan dan diterapkan.Hal tersebut tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran karena sangat mempengaruhi kesuksesan dari pembelajarannsendiri.

F.Aspek-aspek Pembelajaran

Beberapa aspek pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. Tujuan
Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (sering kali yang beragam/ ability grouping/ heterogenous group) dan diminta untuk
1) mempelajari materi tertentu dan
2) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.

b. Level kerja sama
Kerja sama dapat diterapkan dalam kelas (dengan cara memastikan
bahwa semua siswa di ruang kelas benar-benar mempelajari materi yang
ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara memastikan bahwa semua siswa
di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara akademik).
c. Pola interaksi
Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan masingmasing



G.Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran

1.Kelebihan Pembelajaran Kolaboratif
 a. Siswa belajar bermusyawarah
 b. Siswa belajar menghargai pendapat orang lain
  c.Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional
 d.Dapat memupuk rasa kerja sama dengan menghindari sikap saling   ketergantungan
 e.Adanya persaingan yang sehat diantara anggota individu kelompok
 
 2.Kelemahan Pembelajaran Kolaboratif
 
 a.Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
 b.  Membutuhkan waktu cukup banyak.
 c.  Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang        lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain.
d. Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.





3.Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

Sadker (Miftahul, 2011: 66) menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini.
a. siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
b. siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar
c. dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman-temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif (interdependensi positif) untuk proses belajar mereka nanti
d. pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbedabeda.

4.Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu
b. agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
c. selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan
d. saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

H.Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran  antara lain sebagai berikut:
1. Hasil kerja bersama-sama dalam suatu masalah  lebih baik daripada apabila hasil itu dicapai melalui bekerja secara independen.
2. Kontribusi interaksi berbicara dan menulis terhadap mengerti yang ditingkatkan ini.
3. Ada kesempatan untuk menjadi sadar, melalui pengalaman kelas, hubungan antara interaksi sosial dan meningkatkan mengerti.
4. Ada elemen dari mengerti yang ditingkatkan ini adalah istimewa dan tidak dapat diprediksi.
5. Partisipasi sukarela dan harus dengan bebas terlibat.
6.Memiliki penilaian untuk menghargai pendapat dengan argumen yang dapat dipertanggung jawabkan.




I. Evaluasi

Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap siswa, bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa, ataupun sekolah.Tentu penilaian individu tidak dikesampingkan karena hasil dari proses pembelajaran ini akan terlihat bagi peserta didik yang cerdas dalam mengikuti model pembelajaran ini.Terutama pembelajaran kolaboratif ini akan menentukan peserta didik yang mampu mandiri.
Koes (Isjoni, 2009: 20) menyebutkan bahwa belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan inter personal, strategi pencapaian khusus, suatu ketegangan dalam individu memotivasi gerakan ke arah pencapaian hasil yang diinginkan.














BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN





B.SARAN

Strategi Kolaboratif dapat diimplikasikan dalam dunia pendidikan sebagai salah satu solusi bagi permasalahan belajar di dunia pendidikan saat ini, olehnya tim penyusun menyarankan agar tenaga pendidik dapat mengaplikasikan strategi ini.













DAFTAR PUSTAKA



Aqib,Zainal.Model-model,Media, dan Strategi Pembelajaran Konstekstual (Inovatif).Bandung:Yrama Widya











Komentar